Friday, 5 February 2016

Hadiah Terakhir


        
    Seorang anak yang berumur 12 tahun yang bernama Dita dilahirkan dari keluarga yang sangat sangat sederhana kalau dilihat dari segi ekonominya, ia dilahirkan pada bulan Febuari, dia  2 bersaudara hanya memiliki kakak yang bernama Lina tidak sayang dengannya dan sering iri terhadap adiknya yang terlalu disayang oleh kedua orangtua nya. Pada saat hari kelahiran kakaknya tiba orangtua mereka hanya membuat kue untuk perayaan ulang tahun  Lina, adiknyapun ikut membantu dan tidak menyimpan rasa dendam sedikitpun terhadap kakaknya, justru dia sangat sayang terhadap kakaknya.
            Keesokkan  tiba hari dimana perayaan  ulang tahun kakaknya pun dimulai, teman teman adiknya pun ikut serta memeriahkan pesta kecil kecilan tersebut, adiknya tidak bisa memberikan  hadiah yang terlampau  mewah dan mahal, dia hanya bisa memberikan doa di hari ulang tahun kakaknya, orangtuanya pun tidak bisa memberi hadiah untuk Lina, mereka hanya bisa merayakannya saja itu sudah mereka bilang hadiah yang berharga untuk Lina. Malam tiba dan pesta pun usai semua beres beres dan bersih bersih atas pesta tadi siang, Lina hanya bisa cemberut karna ia sangat mengharapkan kado dari kedua orangtuanya, kalo diminta terus menerus itupun hanya sia sia dan tidak akan di beli karna keadaan ekonomi.
            5 bulan kemudian, kembali ke adiknya Dita yang berulang tahun ke-13, tentunya dia anak bungsu dan dia juga anak yang disayang orangtua nya pasti mewah dirayakan pestanya, Dita tidak mengharapkan kado dari kedua orangtuanya dia hanya mengharapkan doa dan ucapan dari kedua orangtuanya tidak seperti Lina kakaknya yang tidak tau terima kasih terhadap kedua orangtuanya. Saat itu pesta pun berjalan dengan lancar, sore pun tiba Dita mendapatkan kado spesial dari kedua orangtua nya, dia pun terharu melihat orangtua nya memberikan  kado yang begitu sederhana tetapi sangat berguna untuk dia kesekolah, dia diberikan sepeda yang harganya tak semahal dan tak sebagus sepeda teman temannya disekolah. Dia sangat berterima kasih dan bersyukur kepaada kedua orangtuanya. Sedangkan kakaknya Lina pun kecewa dan sedih melihat apa yang dilakukan kedua orangtuanya itu terhadapnya, bagi Lina mereka berdua pilih kasih terhadap anak anaknya, padahal Lina terakhir kali mendapat kado 15 tahun yang lalu dari kedua orangtuanya, kenapa mereka lebih sayang sama anak bungsu ketimbang anak pertama, Lina pun terus bertanya tanya didalam hatinya sambil meneteskan air matanya yang tak terbenedung lagi. Dia pun langsung  bergegas lari ke kamar.
            Keesokkan harinya, senin pun tiba dan Dita pun pergi kesekolah  memakai sepeda kado pemberian kedua orangtuanya, sedangkan Lina dari semalam tidak mau keluar dari kamar dan tidak mau sekolah, ibunya pun bertanya tanya ada apa dengan Lina, tidak lama kemudian Lina pun keluar dai kamar setelah dipanggil terus menuerus oleh ibunya dari luar, Lina pun masih meneteskan air matanya, ibunya pun  heran  melihatnya, dan beribu pertanyaan yang dilimpahkan ke Lina tetapi Lina hanya diam saja. Tak lama ibunya diam  tak sekata patah pun berbicara, akhirnya Lina pun berkata didepan  ibunya apa yang ada di pikiran ibunya terhadap anaknya, kenapa ibunya selalu sayang sama Dita, dan tak lama Lina mengeluarkan isi hatinya ibunya pun membawa Lina untuk duduk di meja makan dan mereka hanya berbicara berdua, ibunya pun menasehati Lina untuk menjadi lebih dewasa lagi , dan harus mengalah terhadap adiknya yang masih kelas 1 SMP, sedangkan dia sudah kelas 3 SMA sewajarnya kan Lina tidak lagi untuk iri terhadap adiknya sendiri.

            Hari minggu pun tiba dimana semua sekolah libur, Dita pun datang ke kamar kakaknya untuk meminta maaf dan kakaknya pun meminta maaf kepada adiknya yang selama ini tidak saling tegur sapa, mereka pun bepelukkan satu sama lain sambil menangis.

No comments:

Post a Comment