Keesokkan tiba
hari dimana perayaan ulang tahun
kakaknya pun dimulai, teman teman adiknya pun ikut serta memeriahkan pesta
kecil kecilan tersebut, adiknya tidak bisa memberikan hadiah yang terlampau mewah dan mahal, dia hanya bisa memberikan
doa di hari ulang tahun kakaknya, orangtuanya pun tidak bisa memberi hadiah
untuk Lina, mereka hanya bisa merayakannya saja itu sudah mereka bilang hadiah
yang berharga untuk Lina. Malam tiba dan pesta pun usai semua beres beres dan
bersih bersih atas pesta tadi siang, Lina hanya bisa cemberut karna ia sangat
mengharapkan kado dari kedua orangtuanya, kalo diminta terus menerus itupun
hanya sia sia dan tidak akan di beli karna keadaan ekonomi.
5 bulan kemudian, kembali ke adiknya Dita yang berulang
tahun ke-13, tentunya dia anak bungsu dan dia juga anak yang disayang orangtua
nya pasti mewah dirayakan pestanya, Dita tidak mengharapkan kado dari kedua
orangtuanya dia hanya mengharapkan doa dan ucapan dari kedua orangtuanya tidak
seperti Lina kakaknya yang tidak tau terima kasih terhadap kedua orangtuanya.
Saat itu pesta pun berjalan dengan lancar, sore pun tiba Dita mendapatkan kado
spesial dari kedua orangtua nya, dia pun terharu melihat orangtua nya
memberikan kado yang begitu sederhana
tetapi sangat berguna untuk dia kesekolah, dia diberikan sepeda yang harganya
tak semahal dan tak sebagus sepeda teman temannya disekolah. Dia sangat
berterima kasih dan bersyukur kepaada kedua orangtuanya. Sedangkan kakaknya
Lina pun kecewa dan sedih melihat apa yang dilakukan kedua orangtuanya itu
terhadapnya, bagi Lina mereka berdua pilih kasih terhadap anak anaknya, padahal
Lina terakhir kali mendapat kado 15 tahun yang lalu dari kedua orangtuanya,
kenapa mereka lebih sayang sama anak bungsu ketimbang anak pertama, Lina pun
terus bertanya tanya didalam hatinya sambil meneteskan air matanya yang tak
terbenedung lagi. Dia pun langsung
bergegas lari ke kamar.
Keesokkan harinya, senin pun tiba dan Dita pun pergi
kesekolah memakai sepeda kado pemberian
kedua orangtuanya, sedangkan Lina dari semalam tidak mau keluar dari kamar dan
tidak mau sekolah, ibunya pun bertanya tanya ada apa dengan Lina, tidak lama
kemudian Lina pun keluar dai kamar setelah dipanggil terus menuerus oleh ibunya
dari luar, Lina pun masih meneteskan air matanya, ibunya pun heran
melihatnya, dan beribu pertanyaan yang dilimpahkan ke Lina tetapi Lina
hanya diam saja. Tak lama ibunya diam
tak sekata patah pun berbicara, akhirnya Lina pun berkata didepan ibunya apa yang ada di pikiran ibunya
terhadap anaknya, kenapa ibunya selalu sayang sama Dita, dan tak lama Lina
mengeluarkan isi hatinya ibunya pun membawa Lina untuk duduk di meja makan dan
mereka hanya berbicara berdua, ibunya pun menasehati Lina untuk menjadi lebih
dewasa lagi , dan harus mengalah terhadap adiknya yang masih kelas 1 SMP,
sedangkan dia sudah kelas 3 SMA sewajarnya kan Lina tidak lagi untuk iri
terhadap adiknya sendiri.
Hari minggu pun tiba dimana semua sekolah libur, Dita pun
datang ke kamar kakaknya untuk meminta maaf dan kakaknya pun meminta maaf
kepada adiknya yang selama ini tidak saling tegur sapa, mereka pun bepelukkan
satu sama lain sambil menangis.

No comments:
Post a Comment